Pernah Beli Rendang Kemasan, Tapi Baru Beberapa Hari Sudah Basi?
INAGI – Pernah ngalamin ini? Sudah beli daging rendang kemasan dalam pouch, kelihatannya rapi dan higienis, tapi baru dua-tiga hari di suhu ruang sudah muncul bau asam, warna berubah, bahkan meletup saat dibuka. Padahal labelnya bilang bisa tahan lama. Kok bisa, ya?
Buat kamu yang tinggal sendiri, punya usaha kuliner, atau sekadar ingin stok makanan praktis di rumah, pasti pernah merasa kecewa dengan pengalaman seperti ini. Nah, artikel ini bakal bantu kamu memahami kenapa makanan seperti rendang kemasan bisa cepat basi, meskipun kelihatannya aman. Kita kupas dengan bahasa santai tapi tetap ilmiah, biar kamu nggak ketipu kemasan doang!
Apa Sih Penyebab Makanan Rendang Bisa Cepat Basi?
Sebelum nuduh daging rendang nya nggak berkualitas, yuk kita pahami dulu faktor-faktor yang bikin rendang kemasan cepat basi. Ada beberapa penyebab utama yang sering terjadi:
1. Sterilisasi Tidak Maksimal
Rendang adalah makanan dengan kandungan minyak dan protein tinggi. Ini berarti, kalau proses sterilisasinya kurang tepat—baik dari segi suhu maupun waktunya—bakteri dan spora di dalam kemasan masih bisa hidup dan berkembang.
🔍 Kata Ahli: Menurut jurnal Food Microbiology, suhu sterilisasi harus mencapai minimal 121°C selama 15–30 menit (tergantung jenis makanannya) untuk membunuh spora tahan panas seperti Clostridium botulinum.
Kalau produsen hanya menggunakan proses pemanasan biasa (misalnya dengan kukusan atau pressure cooker rumahan), kemungkinan besar bakteri masih “ngumpet” di balik daging rendang. Inilah yang bikin makanan cepat asam dan bau.
2. Pengemasan Tidak Rapat (Vacuum Gagal Total)
Rendang yang dikemas dalam pouch biasanya menggunakan metode vacuum sealer. Tapi kalau proses vakumnya tidak optimal—misalnya masih ada udara yang terjebak—maka oksigen dalam kemasan bisa memicu pertumbuhan bakteri aerobik.
Udara = oksigen = musuh besar makanan awet!
Apalagi kalau plastik pouch-nya tipis atau bocor sedikit saja, udara luar bisa masuk dan mengundang mikroba berpesta pora.
3. Tidak Menggunakan Retort atau Autoclave
Mesin retort sterilizer adalah alat wajib kalau kamu ingin makanan kemasan tahan lama TANPA bahan pengawet. Retort bekerja seperti pressure cooker raksasa, yang bisa mencapai suhu 121–135°C dan tekanan tinggi. Inilah yang bisa membunuh semua jenis mikroorganisme jahat secara merata hingga ke serat-serat daging.
Tanpa retort? Ya, sterilnya setengah-setengah, dan daya tahannya jadi pendek.
🧠 Catatan Tambahan: BPOM RI menyebutkan bahwa makanan siap saji dalam kemasan fleksibel perlu melalui proses thermal processing dalam sistem tertutup untuk memastikan keamanan mikrobiologisnya.
BACA JUGA :
Jadi, Apa Solusi Supaya Rendang Kemasan Tidak Cepat Basi?

Supaya kamu nggak kapok beli rendang kemasan atau bahkan tertarik bikin usaha sendiri, ini beberapa tips penting:
✅ Pastikan Proses Retort
Kalau beli dari UMKM atau usaha rumahan, jangan ragu tanya: “Ini daging rendangnya sudah pakai mesin retort, belum?”
Kalau belum, sebaiknya konsumsi cepat dan simpan di kulkas. Tapi kalau sudah melalui proses retort sterilizer, kamu bisa simpan di suhu ruang selama beberapa bulan tanpa khawatir basi.
✅ Cek Kemasan dan Label
Lihat apakah kemasan benar-benar kedap udara, tidak menggembung, dan tidak ada kerusakan pada segel. Kemasan yang menggembung itu tanda fermentasi—alias ada mikroba aktif di dalamnya.
Perhatikan juga tanggal kedaluwarsa dan label produksi. Produk legal dan teruji biasanya mencantumkan kode produksi, izin edar, dan komposisi lengkap.
✅ Simpan Sesuai Petunjuk
Kalau label bilang “simpan di suhu ruang”, pastikan itu hanya berlaku untuk produk yang sudah melalui sterilisasi optimal. Kalau ragu, lebih aman simpan di lemari es, terutama untuk produk buatan rumahan yang belum pakai retort.
Bedanya Masak Indomie Sama Sterilisasi Retort
Bayangin kamu masak Indomie. Airnya mendidih, mie-nya matang, tapi kamu cuma masak 2–3 menit. Nah, sekarang bayangin kamu masak rendang 500 gram di dalam plastik tebal, lalu kamu cuma kukus 20 menit. Bakteri nggak semuanya mati karena suhu bagian dalamnya belum tentu merata.
Nah, retort itu ibarat slow cooker versi super—dengan suhu dan tekanan tinggi yang bisa menjangkau semua bagian makanan dan membunuh mikroba paling bandel sekalipun.
Fakta Tambahan yang Jarang Diungkap
- Rendang mengandung santan dan minyak tinggi, yang cepat rusak kalau tidak ditangani dengan baik.
- Beberapa spora bakteri tahan panas bisa bertahan walau sudah dimasak. Butuh suhu dan tekanan tinggi agar benar-benar mati.
- Banyak produsen kecil belum memiliki akses ke mesin retort, jadi mereka masih mengandalkan sterilisasi tradisional.
Jangan Takut Makan Rendang Kemasan, Tapi Jadi Pembeli Cerdas!
Rendang kemasan dalam pouch sebenarnya bisa tahan lama, praktis, dan enak. Tapi semua itu hanya bisa tercapai kalau proses pengemasan dan sterilisasinya tepat.
“Sterilisasi bukan sekadar panas, tapi tentang ketepatan suhu, tekanan, dan waktu. Kalau salah satu kurang, ya… siap-siap sambut mikroba.”
— Dr. Endang Pudjiwati, Ahli Mikrobiologi Pangan, Universitas Gadjah Mada
Kalau kamu pelaku usaha, pertimbangkan untuk investasi ke mesin retort sterilizer agar produkmu bisa bersaing di pasar modern—terutama kalau ingin ekspor atau masuk ritel nasional.
Kalau kamu pembeli, jangan malas baca label dan tanya ke penjual. Jadi pembeli cerdas itu penting, apalagi soal makanan!

